Arti Dan Makna Yesus Sanitas Dan Kristianitas

 


ARTI DAN MAKNA YESUS SANITAS DAN KRISTIANITAS DAN REFLEKSINYA DALAM BERGEREJA SAAT INI

Ewen Josua Silitonga

I.                   PENDAHULUAN

Gambaran tentang Yesus bagi sebagian besar umat Kristiani hingga saat ini jauh lebih menekankan sisi keilahiannya, seperti peristiwa kematian dan kebangkitannya, daripada Yesus sebagai manusia dalam sejarah. Dalam anggapan banyak orang Kristiani, bicara tentang Yesus acapkali cukup diwakili dengan iman. dengan bahasa populer dari karya-karya akademik yang sudah berlangsung lama dalam kajian Yesus sejarah (the Jesus of history), bukan Kristus ilahi yang diimani umat Kristiani (the Christ of faith).

Aslan berpandangan bahwa klaim “Yesus adalah 100 persen ilahi sekaligus 100 persen manusia” mestinya memberi jalan bagi kajian tentang Yesus sejarah.[1] Dan Aslan mengatan bahwa, bahkan bagi orang yang tidak mengimani keilahian Yesus sekalipun, Yesus tetap merupakan salah satu figur terbesar dalam sejarah manusia.

II.                ISI

2.1.    YESUS-MANUSIA DALAM ALKITAB

Alkitab jelas menyatakan bahwa Yesus adalah seratus persen manusia yang mempunyai keluarga dengan saudara laki-laki dan perempuan kandung (Yesus adalah yang sulung, lihat Lukas 2:7). Bahkan dalam Markus 3:21, saudara-saudaranya sempat mengakui ketidakwarasan Yesus, yang secara tidak langsung memperkuat sisi kemanusiaan Yesus dari pandangan orang-orang terdekatnya.

Beberapa bagian dalam Alkitab juga menggambarkan dengan jelas bahwa Yesus adalah orang Nazaret, sementara kitab Yesaya 7:14 menarasikan nubuat dari Nabi Yesaya (700 tahun sebelum Yesus) yang menyatakan bahwa Mesias yang dijanjikan bagi bangsa Yahudi datang dari Betlehem. Sayangnya, seperti penjelasan Aslan dalam bukunya, kelahiran Yesus di Betlehem hanya ditulis dalam Matius dan Lukas dan sepenggal dalam Yohanes 7:4 yang kemungkinan besar baru ditulis setelah kehancuran Yerusalem di tahun 70 M. Tulisan-tulisan pascaperistiwa ini  mempunyai kecenderungan eksklusif untuk mempertahankan gambaran tentang Yesus sebagai Kristus-ilahi, yang kemudian diproyeksikan ke belakang.

2.2 MESIAS YANG DIJANJIKAN ATAU REVOLUSIONER YAHUDI?

Citra Yesus sebagai pembawa misi Allah telah dideklarasikannya sejak pertama kali ia muncul di publik di usia 12 (lihat Lukas 2:49). Yesus sebagai mesias dalam hal ini dirujukkan pada istilah Perjanjian Lama tentang “dia yang diurapi”. Dalam Perjanjian Lama, makna urapan ini juga diterima oleh Saul, Daud, Salomo, juga Nabi Elia yang mempunyai kedekatan dengan Tuhan. Orang yang diurapi Tuhan tidak serta merta berarti menjadi Tuhan sebab, sebagaimana Yesus diurapi, demikian juga raja-raja Israel lainnya diurapi.

Orang-orang yang diurapi dari masa ke masa selalu terikat dengan tujuan menggelar kerajaan Allah di bumi. Yesus juga sadar akan dirinya yang membasa misi mulia ini. Misi ini sering dikaitkan dengan narasi Lukas 4:18-19 tentang Yesus yang membawa kabar baik bagi orang miskin, mengupayakan pembebasan bagi orang yang ditawan dan ditindas, memberi penglihatan bagi orang yang buta, dan memberitahukan bahwa rahmat Tuhan telah datang. Ayat ini terkait dengan pesan pokok dari buku Aslan: bahwa Yesus mungkin lebih merupakan seorang revolusioner Yahudi dengan semangat patriotik yang tinggi yang bermisi menegakkan keadilan bagi bangsanya. Yesus yang tumbuh sebagai orang Yahudi di tengah penjajahan Romawi sejak 60 tahun sebelumnya ini secara tidak langsung turut merasakan kesedihan seperti yang dialami orang-orang Yahudi pada umumnya, terutama orang-orang dari kelas ekonomi rendah.

Dalam kekristenan timbul kepercayaan bahwa Yesus memang benar-benar dan secara sadar sudah ada sebelum “inkarnasinya” yang ajaib. Ini bisa disebut sebagai pra-eksistensi 'literal' atau 'aktual' yang kemudian menjadi pandangan mayoritas Kristen hingga dewasa  ini.

 

Namun, ada tipe kedua dari pra-eksistensi ini yang secara luas diakui oleh para sarjana Alkitab, tetapi sayangnya tidak terdengar oleh kebanyakan jemaat di bangku-bangku gereja. Ini adalah kasus di mana ketidaktahuan tampaknya menjadi kebahagiaan. Ketidaktahuan seperti ini sebenarnya memalukan bagi Kekristenan karena mendistorsi Yesus, dan merenggut Yesus dari tatanan tradisi budayanya sebagai orang Yahudi. Ketidaktahuan seperti inilah yang menciptakan “Yesus yang lain”, benar-benar “Kristus palsu” yang bahkan sudah diperingatkan oleh Tuhan sendiri.

 

Kita semua tahu bahwa prinsip-prinsip pokok dalam Kekristenan pada dasarnya berasal dari berbagai konsep pemikiran dan ajaran yang 15 abad sebelum Kristen sendiri lahir sudah lebih dulu dimiliki dan diyakini oleh umat Yahudi. Dalam pandangan umat ini, sesuatu yang direncanakan (yaitu, diketahui sebelumnya dalam rencana Allah) ada secara ideal, tetapi belum ada secara faktual di bumi dalam pengalaman kita. Tulisan David Capes pada “Preexistence” dalam Dictionary of the Later New Testament & Its Developments mencatat;

 

“The pre-existent state may be described as ideal (existence in the mind or plan of God) or actual (existence alongside and distinct from God).”​

 

“Keadaan yang sudah ada sebelumnya dapat digambarkan sebagai ideal (keberadaan dalam pikiran atau rencana Tuhan) atau aktual (keberadaan bersama dan berbeda dari Tuhan).” 

 

Dengan demikian,  dalam keilmuan Alkitab sangat dipahami bahwa pra-eksistensi dapat berarti bahwa sesuatu atau seseorang mungkin secara harfiah ada di Sorga (model 'inkarnasional' yang telah disebutkan sebelumnya) atau mungkin merupakan tipe 'ideal' Yahudi di mana sesuatu atau seseorang mungkin ada. Ada tapi dalam rencana Allah sebelum Allah benar-benar mewujudkannya menjadi keberadaan materi.

 

Ada segunung literatur Yahudi yang menegaskan bagaimana konsep pra-eksistensi "notional" yang demikian mengakar dalam pemikiran Yahudi pada masa Kristus. Salahsatu sarjana paling terkemuka dalam Studi Kristologi Modern, Larry Hurtado, menyatakan, 

 

"Saat ini ada konsensus virtual di antara para sarjana bahwa tradisi Yahudi pra-Kristen memberikan latar belakang paling penting untuk gagasan pra-eksistensi dalam Perjanjian Baru." 

 

Mengenai pemahaman Yahudi tentang ini, tulisan pada The ​International Standard Bible Encyclopedia mencatat:

 

The term foreknowledge is an expansion of the idea of God’s “counsel” or plan, regarding it as an intelligent prearrangement, the idea of foreknowledge being assimilated to that of  found in 1Pet. 1:20.   apostle speaks of Christ as a lamb “foreordained” by God before the s the idea of a purpose which determines the course of the Divine procedure.​ ​

 

Istilah pengetahuan sebelumnya adalah perluasan dari gagasan tentang “isyarat” atau rencana Allah, yang dianggap sebagai pengaturan awal yang cerdas, gagasan tentang pengetahuan sebelumnya yang diasimilasi dengan gagasan penahbisan sebelumnya. Ide yang sama ditemukan di 1Petrus 1:20. Di sini rasul berbicara tentang Kristus sebagai anak domba yang “ditahbiskan sebelumnya” oleh Allah sebelum dunia dijadikan ... Ia memiliki gagasan tentang tujuan yang menentukan jalannya prosedur Ilahi.  

 

Ajaran dan theologi mengenai pribadi Yesus akan selalu memikat para umat yang ingin belajar Alkitab, baik penganut Kristen maupun yang bukan. Ada orang meneliti demi mendalami pemahaman guna menguatkan iman, komitmen seseorang, namun ada orang lain mencari kelemahan-kelemahan atau kesalahan-kesalahan agar dapat mendiskreditkan pihak penganut kepecayaan tersebut.

 

2.2.1        KESAKSIAN ALKITAB MENGENAI YESUS

 Studi theologi alkitabia mengenai Yesus Kristus harauslah mulai dari Perjanjian Lama. Pada satu pihak, nampak jelas bahwa kerangka pemikiran orang Kristen awal disiapkan melalui wahyu Allah dalam sejarah dan pengalaman Yahudi. Lebih dari itu isi theologi Kristen umunya didasarkan pada suatu pengertian terhadap teks-teks dan konsep dari Perjanjian Lama dalam asumsi bahwa Perjanjian Lama merupakan kitab yang menyiapkan dan menubuatkan mengenai kedatangna Mesias dan umat Allah (melalui Dia).

Di lain pihak, haruslah dipahami bahwa Perjanjian Lama merupakan bagian dari Alkitab Kristen yang menyaksikan Yesus Kristus. Patutlah kita memahami cerita Perjannjai Lama dalam hubungan dengan Yesus. Banyak cerita orang Yahudi memiliki hubungan dengan Allah yang didasarkan pada perjanjian Mosaik, yang dipelihara melalui sistem korban, dan yang berfokus pada hubungan raja pada Allah. Di dalam masyarakat itu setiap individu dapat memiliki hubungan dengan Allah. Dari masa-pembuangan dan seterusnya terdapat satu pengharapan masa depan yang menempati tempat penting dalam tulisan para nabi. Nampak kepercayaan mengenai  kedatang Allah di masa depan pada ‘hari Tuhan’ untuk penghakiman orang berdosa dan keselamatan bagi umatnya yang setia menjadi poin integral pengharapan ini.

Jelas, untuk menyebut Perjanjian Lama sebagai ‘buku mengenai Yesus’ memang sulit. Namun, dimana ada pengharapan masa depan, maka hal itu berpusat pada Allah sendiri dan pada pokok lain berfokus pada figur mesianis yang belum diidentifikasi. Yesus bukanlah secara eksplisit tidak ada. Tetapi perlu pikirkan dua-poin: pertama, Perjanjian Lama menyaksikan kesaksian proses wahyu Allah yang terus meneurus dan hubungan dengan manusia (lebih khusus dengan orang Yahudi) di mana dari pemandangan Kristen mencapai puncaknya pada kedatangan Yesus dan pemulaian gereja. Kedua, Penggenapan beragam pengharapan masadepan Israel, berfokus secara khusus pada Mesias dan pembaharuan umat Allah, yang bisa-dapat dipahami dipenuhi di dalam pengalaman para pengikut Yesus.[2]

Injil Yohanes menawarkan pendekatan yang berbeda dengan Synoptis. Yohanes mendasarkan Injilnya pada dasar fondasi tradisi yang tidak dijumpai dalam Synoptis, tetapi pada dasarnya memiliki karakter yang sama sebagaimana yang ditekankan dalam Synoptis. Tujuan Yohanes adalah mengungkapkan arti dari dalam cerita Yesus. Tujuan seluruh Injil Yohanes diikatkan pada Kristologi. Yohanes mendemonstrasikan bahwa Yesus adalah Anak Allah, Kristus (bnd. 20:30-31). Oleh karena tujuan ini Yesus mempresentasikan dirinya melalui tujuh kata “Aku Adalah” (Psl. 2-11).Yesus dipresentasikan sebagai Anak dari Bapa, yang kemudian secara unik dipercayai setia dalam membawakan tugasnya dari Bapa (lih. Yoh 10:17-18)[3]

2.2.2. KEILAHIAN DAN KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS DALAM KRISTOLOGY PAULUS

Paulus dalam apresiasi kepantasan bahasa ‘Christological hymns’meneguhkan bahwa Kristus adalah ilahi sebelum mengambil atau menambahkan wujud manusia. Paulus memberikan beberapa perikop yang menunjukkan keilahian Yesus sebelum ambil rupa manusia.

A.    Keilahian Kristus

 Kristus -- Hikmat Allah (1 Kor 1:24, 30; 8:6) Dalam perikop ini berkembang ide kosmik Kristus dari Paulus. Yesus bukan saja Tuhan atas alam semesta tapi juga terlibat langsung dalam penciptaannya. Konsep ini berkembang lebih baik dalam pujian Kristologis dalam Kolose 1:1-20 dimana Kristus disebut sebagai “gambar wujud Allah yang tak kelihatan.” “yang sulung dari semua ciptaan dan oleh dia dan melalui dia segala sesuatu terjadi.” Teks Wisdom of Solomom 7:25-2657 sebagai suatu atribut Yudaisme untuk Hikmat di dalam penantian dan penggenapan kedepan. Paulus mengangkat dan menempatkan pengertian Hikmat yang ilahi ini kepada Kristus. Apakah Paulus berpikir bahwa Yesus adalah yang ilahi? Perhatikan dua perikop yang sukar berikut ini. Mesias . . . diberkati Allah (Rom 9:5). Teks ini dalam pokok bahasan Paulus mengenai keuntungan bangsa Israel, tetapi teks ini dalam perdebatan karena tidak ada ‘tanda baca’ seperti yang ditunjukkan dalam teks Grika awal. Dalam New Revised Standard Version (NRSV) “Messiah, who is over all, God blessed forever.” Dalam New English Bible (NEB) “Messiah, may God supreme over all be blessed for ever.” Bahasa Indonesia “. . . Yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu . . . .”Pertama, Roma 9:5a terdapt frase “Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia.” (ho Christos to kata sarka). Tujuan frase “kata sarka--dalam keadaanNya sebagai manusia” adalah mengusulkan suatu kontras pada keadaan sebelumnya atau sebenarnya.[4] Maka Kristus, sebelum ‘dalam keadaan sebagai manusia’ Dia adalah ilahi.“Yang walaupun dalam rupa Allah . . .” (Fil 2:6-7). Sebagian dari “christological hymn” dalam Filipi 2 menyodorkan beberapa istilah dan frase kunci seperti: (1) morphé“form--rupa, wujud atau bentuk,” dalam PB hanya ditemukan dalam ayat ini (dengan pengcualian dalam Markus 16:12 yang ditambahkan kemudian); (2) to einai isa theō “to be equal with God--yang sama dengan Allah” dan (3) harpagmos “a snatching, grasping”; “ a desire to acquire-- memegang; mempertahankan.” Nampaknya istilah morphé (form-- wujud, rupa, bentuk) memberi arti sama dalam ayat 7 sebagaimana dalam ayat 6. Penambahan kata alla (but--tetapi) pada awal ayat 7 mengusulkan suatu kontras yang diambil antara sebelum dan sesudah Yesus mengambil rupa manusia.

Kata morphé diterjemahkan sebagai “form-- rupa, wujud,” “appearance--terlihat, tampak” “condition--kondisi, keadaan,” “status--status,” “image--gambar.” Apabila kata morphé diterjemahan sebagai “status,” “condition,” atau “appearance,” maka akan indikasikan bahwa wujud-rupa Yesus, status, appearance atau function tidak sama dengan keberadaannya yang sungguh. Paulus dalam Filipi 2:7 tidak mengatakan bahwa Yesus dalam pelayanannya di bumi hanya “seperti kelihatan” atau “tampak terlihat” atau “berfungsi” seperti hamba. Melainkan, ia sungguh menjadi hamba. Kesejajaran antara dua keadaan adalah tidak tepat karena teks mengatakan bahwa ia dalam wujud-rupa Allah, tapi kemudian mengambil-tambahkan wujud-rupa seorang hamba. Bagi Paulus inilah bagian dan paket dari arti Kristus yang mengambil kondisi dan status manusia.

B.     Keutuhan Allah-Manusia di dalam Pribadi-oknum Yesus Kristus Tuhan

Kristologi Perjanjian Baru prihatin dengan oknum-persona-pribadi Yesus Kristus, tetapi pendekatannya adalah melalui fungsi, pewahyuan historis, dari pada spekulasi lainnya mengenai naturehakekat (atau dua nature-hakekat) Kristus yang merupakan milik dari perdebatan kristologis yang kemudian. Tentulah, pertanyaan mengenai identitas Yesus   dimunculkan di masa-kehidupan Yesus dan menjadi utama dalam Perjanjian Baru. Ia dikenali oleh banyak orang sebagai ‘fully God—sungguh-sungguh Allah’ dan ‘fully man—sungguh-sungguh manusia.’ Perjanjian Baru dalam banyak ayat-ayat yang explisit menyebut Yesus “Allah” dan “Tuhan” dan banyak titel keilahian menunjuk padaNya, banyak perikop yang tindakan atributnya atau perkataannya yang meneguhkan keIlahian Yesus Kristus.[5] Banyak yang mengetahuinya sebagai ‘trully man—sungguh-sungguh manusia’ juga menyembahnya sebagai yang ilahi. Yesus tidak menyerahkan atau melepaskan naturehakekat manusianya setelah kematian dan kebangkitan, karena ia tampak pada para murid sebagai seorang yang bangkit, bahkan ada tanda luka paku di tangannya (Yoh 20:25-27), bahkan sampai pulang terangkat ke surga.

 

2.2.3. BERKEMBANGNYA KRISTOLOGIS

Ungkapan mendasar sehubungan dengan berkembangnya Kristologis adalah bagaimanakah Yesus yang adalah ‘fully God—sungguh-sungguh Allah’ dan ‘fully man—sungguh-sungguh manusia’ namun satu persona-pribadi? Pada dasarnya, ajaran alkitabia mengenai persona-pribadi Yesus Kristus bahwa Yesus Kristus adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia dalam satu oknum-pribadi-persona, dan akan demikian sampai selama-lamanya. Ajaran Kristen mengenai Kristus— disebut Kristologi—berkembang mulai di abad ketiga dan melalui proses yang panjang sampai puncaknya di pertengahan abad ke lima. Ada seri konsili (keputusan) gereja dicetuskan yang dikerjakan oleh sejumlah ahli pikir Kristen yang baik. Klimaks konsili di Chalcedon di Asia Kecil (sekarang Turki) menegaskan bahwa Yesus sungguh-sungguh manusia, juga menegaskan bahwa Yesus sungguhsungguh Allah. Akhirnya, konsili ini mengakui bahwa manusia yang sungguh dan Allah yang sungguh ini adalah secara lengkap dalam satu persona-oknum atau pribadi yang utuh. Dalam kata lain, Yesus menggabungkan dua nature-hakekat, manusia dan Ilahi, dalam satu oknumpribadi yang unik[6]

Pada konsili Nicea tahun 325 oleh Konstantinus yang melawan Arianisme karena ada ancaman untuk keutuhan gereja Kristen. Penekanan utama pada konsili Nicea bahwa: (1) “sonship” Kristus dihubungkan pada konsep Logos; (2) tambahan frase bahwa Kristus sama ousia-- substansi (Allah) dengan Bapa; (3) pada frase “begotten--memperanakkan atau anak tunggal” ditambah “not made--tidak diciptakan atau dibuat, karena pernyataan Arianus bahwa ‘Logos itu diciptakan.’ Di sini kata hypostasis digunakan untuk ‘oknum-pribadi’ untuk memberikan perbedaan yang ‘substansial’ antra ‘oknumpribadi’ dari ke-Allahan Pada perdebatan kristologi Kalsedon, istilah hypostatic union mulai dimengerti sebagai kesatuan atau keutuhan dari natur kemanusiaan dan keilahian Kristus. Juga pada Konsili Chalcedon menulis [terjemahan]. . . . satu dan Kristus yang sama, Anak, Tuhan, satu-satunya-anak yang tunggal, untuk diketahui (dipahami) dalam dua sifat, tidak berbaur, tidak berubah, tidak terbahagi-bahagi, tidak terpisah-pisah; keberbedaan dari dua sifat bukan berarti telah diambil oleh kestuan, melainkan milik-hakikinya dari masing-masing sifat tetap dipertahankan, dan dipertemukan dalam satu oknum-pribadi-persona dan satu substansi, tidak dipisah atau dibahagi kedalam dua persona-pribadi, melainkan satu dan Anak yang sama, dan yang diperanakkan, Allah, Firman, Tuhan Yesus Kristus, sebagai nabi sejak awalnya [telah diproklamirkan] mengenai dia, dan Tuhan Yesus Kristus sendiri telah mengajarkan kita, dan kredo (keputusan) para Bapa yang suci telah meneruskan hal ini pada kita[7] Tetapi keyakinan Kristen bahwa manusia Yesus Kristus juga adalah Allah. Bukan manusia dalam kualitas ilahi, bukan menyamar Allah, melainkan Allah, Anak yang kekal (Firman) yang benar-benar ‘menjadi daging/manusia’ (Yoh 1:14). Konsili Oikumenis abad ke empat dan kelima bergumul dengan misteri pertanyaan Kristologis dan masing-masing merefleksikan pada pokok ini. Konsili Nicea (AD 325) mengesahkan bahwa Ia adalah sungguh-sungguh Allah, Konsili Constantinopel (AD 381) mengesahkan bahwa Ia sungguh-sungguh manusia. Konsili Efesus (AD 431) menambahkan bahwa, walaupun Allah dan manusia, ia adalah satu Pribadi, sementara Konsili Chalcedon (AD 451) mengklarifikasi bahwa, walaupun Pribadi, Ia adalah Allah dan manusia yang sempurna.

 Pokok pengajaran Kristologi Tinggi mengenai klaim ke-Tuhanan Kristus, merupakan prinsip utama kekristenan yang sangat penting, mengingat jatuh bangunnya pondasi iman Kristen bergantung sepenuhnya pada Pribadi Kristus.  Stott mengatakan bahwa satu-satunya agama di dunia ini yang berpusat pada seorang Pribadi, adalah kekristenan. Andai kata keyakikan akan ke-Tuhanan-Nya ditolak, maka kekristenan sudah pasti akan lenyap.[8] Berikut  beberapa bukti Alkitab yang mengkonfirmasikan natur ke-Tuhan-an Kristus baik secara eksplisit maupun implisit melalui ucapan dan tindakan-Nya, yang mana sekaligus merupakan pondasi dasar iman Kristen mengenai Kristologi tinggi.

 

2.2.4. OTORITAS PERNYATAAN KRISTUS YANG SAMA DENGAN ALLAH.

 

          Pernyataan-pernyataan Tuhan Yesus memiliki keunikan dan berbeda dengan para nabi dalam Perjanjian Lama. Mereka yang hanya menganggap Ia sebagai seorang nabi, akan sangat tercengang ketika berhadapan dengan klaim-klaim yang Ia ucapkan. Berikut beberapa pernyataan yang patut dipertimbangkan: Yesus berdoa agar Bapa mempermuliakan diri-Nya dengan kemuliaan milik-Nya (Yoh.17:5), akan tetapi PL hanya mengakui ada satu Tuhan (Ul.6:4; Yes.45:5), dan Tuhan tidak akan membagikan kemuliaan-Nya kepada siapapun (Yes.42:8). Yesus memproklamirkan diri-Nya sebagai “Yang awal dan yang akhir” (Why.1:7), suatu pernyataan yang sama dengan Tuhan dalam PL dalam memperkenalkan diri-Nya (Yes.44:6). Yesus menyatakan diri-Nya sebagai “Gembala yang baik” (Yoh.10) yang juga merujuk pada pekerjaan yang sama ketika Tuhan membimbing umat Israel dalam PL (Mzm. 23:1; Yeh.34:12). Yesus menyatakan diri-Nya sebagai hakim segala bangsa (Mat. 25:31; Yoh. 5:27) yang sejajar dengan PL, dimana Tuhan akan menghakimi segala bangsa (Yl. 3:12).Yesus menyatakan diri-Nya sebagai terang dunia (Yoh.8:12), yang sejajar dengan perkataan Tuhan dalam Yesaya 60:19, dan juga pengakuan Daud bahwa “TUHAN adalah terangku” (Mzm.27:1). Yesus mengklaim diri-Nya sebagai sumber dan otoritas pemberi hidup  seperti Bapa (Yoh.1:4; 5:21). Tetapi PL jelas mengatakan bahwa hanya Allah saja yang menghidupkan orang mati (Yes. 16:19;  Dan. 12:2;  Ayb. 19:25). Di sini Yesus tidak sedang berbicara mengenai karunia kesembuhan seperti para Nabi dan Rasul, tetapi kuasa dan otoritas. Karunia adalah pemberian, tetapi kuasa dan otoritas adalah milik Allah. Yesus mengklaim sebagai satu-satunya jalan yang benar (Yoh.14:6). Hal ini hanya dimungkinkan jika Yesus adalah Allah yang menyatakan kepada manusia.[9] Yesus mengklaim diri-Nya “Bukan berasal dari dunia” tetapi semua manusia dari dunia (Yoh.8: 23), Ia telah ada sebelum Abraham jadi (Yoh.8:58).

 

2.2.5. PERUMPAMAAN YANG MERUJUK PADA KLAIM KE-ILAHIAN-NYA.

 

          Selain itu, terdapat  beberapa hal menarik yang perlu diteliti berkaitan dengan beberapa perumpamaan dalam pengajaran yang Yesus lakukan. Jika diperhatikan maka akan dijumpai bahwa Ia bukan hanya menyampaikan suatu pesan dan pengajaran kepada para pendengar-Nya, namun Ia juga menyampaikan pesan implisit mengenai klaim ke-Tuhanan-Nya. Dalam Injil dalam Lukas 15: 32 misalnya. Pada pasal ini, Tuhan Yesus memberikan tiga perumpamaan yaitu “Domba yang hilang”, “Dirham yang hilang” dan “Anak yang hilang”.  Pesan implisit dari ketiga perumpamaan ini adalah Ia menempatkan diri-Nya sebagai seorang Gembala, seorang pemilik Dirham, dan seorang Ayah, yang mencari milki-Nya yaitu, Anak, domba, dan Dirham. Ia tidak menempatkan diri dalam posisi sebagai “domba” tetapi sebagai “Gembala”  seperti halnya Allah dalam PL (Luk.19:10; Yoh.10:11; Yeh. 34:11; Mzm. 103:8-13).Beberapa kesempatan, Yesus mengumpamakan dan menempatkan diri-Nya sebagai “Mempelai Pria” seperti dalam Injil Markus 2:19; Matius 9:15; 25:1; Lukas 5:34, dan juga pada perumpamaan tentang “Gadis bijaksana dan bodoh” (Mat.25:1-13). Hal ini sejalan dengan kesaksian PL ketika Allah mengidentifikasikan diri-Nya sebagai “Mempelai Pria” Israel (Yes. 62:5; Hos. 2;16).

 

2.2.6. KRISTOLOGI “YANG DARI ATAS” DAN KRISTOLOGIA “YANG DARI BAWAH”

Kristus yang berfokus kepada Kristologi yang berarti “ ajaran tentang Yesus” dan bukan “ajaran tentang Allah” Dan nama Krsitus itu  menunjukkan jabatan tuhan yesus  bahwa Dia adalah Raja , imam dan nabi untuk emnyelamatkan umatnya dari dosa mereka (Matius 1:21). Nama Jabatan itub  diberikan kepada Allah yang telah menjadi manusia . Anak Allah yang telah ditetapkan  dari kekal menjadi raja imam dan nabi, tetaapi pengurapanNya dengan Roh Kudus baru terjadi ketika Dia mulai melaksanakan tugasnya ketika Dia dibaptis di sungai Yordan. Menyangkut Kristologi sering kali dibedakan antara Kristologi “yang dari Atas” dan Kristologi “yang dari bawah” dan dapat kita mengetahui bahwasanya yang dikatakan Kristologi “yang dar atas”  yang bertitik tolak kepada penyembahan Kristus sebagai Allah, sedanagkan Kristologi “yang dari bawah” mulai dari pengalaman  berkisar kepada Kristus bagaimana Dia hidup sebagai manusia di bumi. Pemahaman dari perkataan Kristologi “yang dari atas”maka ke Allahan Kristus menentukan segala sesuatu yang dapat dikatakan tentang Dia,  sedangkan menurut Kristologi “yang dari Bawah” kemanusiaanNya menentukan  segala pembicaraan tentang Kristus.[10]

            Terdapat dua bentuk pemikiran tentang yesus yang kita sebut ialah bentuk pertama  ditemukan dalam istilah “doketisme” dan bentuk kedua adalah adopsianisme. Tekanan atas  ke- Allah-an Kristus atau diusebut doketisme telah menyebarkan pandangan  bahwa Anak allah sepertinya/seolah olah saja menjadi manusia  tetapi sebenarnya tidak (dokein dalam bahasa Yunani adalah menyerupai) Jadi disini ke-Allah-an Kristus ditekankan tanpa menghiraukan kemanusiaanNya. Berarti Yesus bukan sungguh sungguh manusia melainkan  Allah yang mengenakan tubuh  dan jiwa manusia, sedangkan tekanan atas kemanusiaan Kristus  atau adopsianisme  bahwa Allah baru bersatu  dengan oknum Yesus ketika Dia dibaptis di Sungai Yordan dan Roh kudus Turun atasNya. Logos Allah pada waktu itu menerima kemanusiaan itu (adopsi berarti pengangkatan)

Berbicara tentang Yesus  Dimana Allah  yang menjadi manusia  tidaklah dengan sendirinya merupakan penghinaan  bagi Yesus Kristus. Sebab sekarang  Tuhan yesus juga adalah  manusia dan Dia sekarang berada dalam kemuliaanNya.[11]

2.2.7. KE-TRITUNGGAL-AN ALLAH TIDAK DISEBUT DI DALAM ALKITAB

Bahwa kita percaya kepada Roh Kudus  yang keluar dari Bapa dan Anak”Roh Kudus dikeluarkan oleh bapa  dan Anak dari kekal sampai kekal, artinya Tritunggal  tidak menjadi Tritunggal  pada waktu pencurahan Roh Kudus (Pentakosta). Dalam sejarah pernyataan Allah  kita mengamati perkembangan  pernyataan Allah, . Jika kita bertanya :”apakah bangsa Israel sudah mengenal  Allah sebagai Al;lah Tritunggal?” Jawabannya Belum,  Apakah pada waktu itu  Allah sudah Tritunggal?. Jawabannya “tentu sudah” Tetapi pada waktu itu Allah tidak menyatakan diri dengan jelas  sebagai Allah yang empunya Pribadi , Musa belum tahu, demikian juga Yesaya, Tetapi dengan pengetahuan kaca mata kita  kita dapoat melihat  kedalam sejarah perntytataan Allah tiga pribadi itu dapat dilihat saat Allah  melakukan penciptaan  (aktifitas Roh Kej.1:2) dan aktifitas Anak  (Yoh 1:3).

 

3.1 KRISTIANITAS

Kristianitas berawal dari provinsi Palestina  jajahan Romawi sekitar 2000 tahun yang lalu dan disadarkan pada kehidupan, pengajaran,lkem,atioan dan kebangkitan Yesus Kristus

Walaupun Yesus hanya mengajar selama tiga  tahun dab wafat secara hina  diatas kayu salib di luar kota yerusalem  kelahiranNya sekarang di rayakan di seluruh dunia  dan menjadi titik pangkal penghitungan waktu bahkan oleh orang non kristen

Kristianitas awalnya tumbuh sebagai gerakan radikal di dalam tradidi Yahudi yang jauh lebih tua, Yesus adalah seorang Yahudi yang sepanjang hidupNya  ia tetap percaya padsa iman Yahudi, tetapi setelah kematianNya  agama baru itu tersebar  lebih luas diantara orang orang kafir jika dibandingkan dengan orang orang yahudi. Tetapi tidak lama kemudian Kristianitas mengembangkan hidupnya  sendiri  lepas dari agama induknya walaupun hubungan antara kedua agama itu tetap komplek  dan menimbulkan masalah  untuk jangka waktu yang lama.oleh sebab itu Kristianitas  menyebar di luar kekaisaranRomawi  Kehidupan dan ajaran Yesus tetap tinggal di dalam hati orang percaya. Jika agama agama lain mengakui Yesus sebagai  seorang Guru dan Nabi Besar  umat Kristen Percaya  bahwa ia adalah  Allah dan Pitra Allah yang emngambil wujud manusia  untuk memulihkan hubungan  antara Allah dan manusia  yang telah Rusak akibat dosa  dan ketidak taatan manusia.

Seorang Kristen dapat mempunyai hubungan dengan Allah melalui Kritus dean dapat hidup dalam kuasa Roh Kudus. Kristianitas tidak hanya peduli terhadap keselamatan perorangan tetapi juga menciptakan suatu komunitas kaum beriman  (gereja) dan menanggapi ajaran ajaran kristus yang radikal  tetang prilaku sosial dan Moral.

3.1. YESUS DAN GEREJA PERDANA

Selain dari pada referensi yang kurang meyakinkan  tentang Yesus yang disusun  oleh para ahli sejarah  Yahudi dan Romawi  seluruh pengetahuan kita mengenai Kristus  datang dari ke empat injil di perjanjian baru.

3.1.1. Kelahiran Yesus

Yesus dengan demikian lahir di suatu negara  keadaannya sangat berubah ubah . Ia di lahirkan di Betlehem  Yudea. Para penulis Injil mengatakan bahwa kelahiran yesus  berbeda daripada kelahiran pada umumnya, Oleh karena itu Injil menggambarkan bahwa  Yesus sungguh sungguh manusia dan sungguh sungguh Allah. Diterangkan di dalam Injil Herodes Agung berusaha membunuh anak anak  Ydesus dengan cara  memerintahkan pembunuhan besar besaran. Juga diterangkan bahwasanya sebagai anak yang dibesarkan  dalam tradidi yahudi Yesus harus di sunat dan seterusnya mengikuti tradisi yahudi.[12] Demikian juga bagaimana ia di baptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan, Ia juga mengalami pencobaan yang menerangkan sesungguhnya ia adalah manusia yang pada umumnya saat ittu.

3.1.2. Kerajaan Allah

Suatu tema yang emndominasi Pengajaran Yesus ialah kerajaan Allah. Ketika ia menjelaskan kepada orang banyak bagaimana mereka dapat masuk kedalamnya. Dan yang membedakan Ydesus dan para ahli Taurat saat itu adalah  Yesus mengajarkan kepada orang banyak  dengan kuasaNya sama seperti pemberoitaan Yohanes Pembaptis namun perbedaannya adalah Yesus lebih jauh melangkah kedepan  dengan mengatakan bahewa  dengan kedatanganNya (Yesus) kerajaan Allah sungguh sungguh sudah datang.

3.1.3. Mukjizat

Ada banyak mukzizat  yang di catat dalam Injil perbuatan ini merupakan  tanda yang nyata bahwa  kuasa Allah bvekerja di dalam yesus  Bahkan beberapa aliran sampai saat ini melanjutkan pelayanan penyembuhan Yesus sekaranmg ini. Mukjizat yang di buat Yesus memulihkan kembaliu kepercayaan  orang banyak bahwa Allah sedang bekerja secara ajaib melalui Dia sebagaimana Allah telah melakukan perbuatan perbuatan ajaibNya  di masa lampau.[13]

3.1.4. Hari hari terakhir

Kita mengatahui bagaimana yesus mekngadakan makan perjamuan dengan murid muridNya dengan tujuan Yesus mewariskan kepada gereja dua tandsa abadi yang akan menjadi kenangan  dan perayaan akan kematianNya pada masa yang akan datang dan Yesus berkata dalam kitab Yoh 18:37-38 “DIMANA Yesus mengikrarkan diriNya adalah Raja  dan untuk tujhuanNya datang agar memberi kesaksian tentang kebenaran….

3.1.4.1. Yesus di hadapan pengadilan

Setelah di tangkap dihadapan Kayafas imam agung itu, Yesus menolak untuk emngingkari  bahwa ia adal;ah Putra Allah ia dituduh telah menghujat Allah suatu kejahatan besar dalam tradisi pontius Pilatus.

3..1.4.2. Kematian Yesus dan kebangkitanNya

Yesus mengalami kematian pada saat Dia di salibkan dan menurut injil ada beratus ratus orang yang menyaksikan kebangkitan yesus sesudag tiga hari di dalam kubur Ydeus menampakkan diri dan penampakan penampakna ini terjadi selama 40 hari sebelum kenaikanNya ke surga .

3.1.5. Hari Raya Pentakosta

Gereja Kristen memulai sejarah panjangnya dari hari Raya Pentakosta ketika para murid  menerima karunia Roh kudus  sebagaimana telah dijanjikan oleh Yesus.tercatat bahwa tiga ribu orang  dibaptis pada hari itu dan lahirlah gereja Kristen. Roh kudus yang di dalam perjanjian Lama  hanya tinggal dalam beberapa orang tertentu seperti Musa dan Daud, sekarang dicurahkan kepada semua orang percaya. Sebagai permulaan petrus menjadi pemimpin komunitas Kristen kemudian misi itu diteruskan oleh paulus. Dan sampai diujung bumi.

3.1.6. Kristianitas di seluruh Dunia

3.1.6.1 Ekspansi Kristianitas

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu. Firman Yesus yang terakhir kalinya kepada pengikutnya memberikan tyantangan  tugas misi yang besar suatru tantangan yang telah diterima  gereja sehingga  Kristianitas sekarang berdasarkan jumlah penganutnya merupakan agama yang rterbesar di dunia. Setelah kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga para rasul kemudian mengadakan perjalanan secara luas  membentuk muris murid baru dan mengajarkan agama baru. Gewreja perdana yang berdiri di sekitar laut tengah  diserang oleh pemerintahan Roima  kartena telah menolak  untuk mengakui kaisar Roma sebagai dewa  atau menyembah dewa dewa Roma , yang berakibat banyaknya umat Kristen dibunuh karena iman mereka. Berbagai hal diperbaiki bagi misi Kristen pada abad 18 sd 19. Tokoh tokoh kuncinya termasuk wiliam carrey (1761-1834) di India, Dan james hudson tailor (1833sd1905) di Cina, Eropa, Asia dan Afrika.

3.1.7. Kristianitas dan agama agama lain

Alkitab mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah jalan, kebenaran, dan hidup, dan tidak ada seoranmg pun yang datang kepada Allah kalau tidak melalui Dia. Oleh sebab itu, bagi umat Kristen, Kristus itu unik dan kristianitas bukan hanya sekedar suatu agama diantara banyak agama tetapi merupakan jalan kepada lkebenaran dan kebebasan. Ada perbedaan yang besar diantara umat kristen mengenai jalan yang paling baik untuk mendekati mereka yang beragama lain. Bagi beberapa orang mengakui praktik agama non kristens ebagai hal yang bermanfaat adalah samna dengan menolak kuasa penyelamatn injil umat Kristen.

Bagi yang lain, kristianitas telah begitu berkuasa dan arogan dalam pendekatannya; mereka merasa bahwa perbuatan tangan Allah diluar gereja Kristen harus diakui. Perdebatan mungkin hanya akan semakin sengit sementara agama agama lain, khususnya Islam, semakin berpengaruh.

1.      Yudaisme

Akhir-akhir ini mereka yang mengusahakan dialog dengan akam agama lain sebagai usaha untuk memahami mereka telah membuat kemajuan yang signifikan. Pembantaian besar besaraqn dalam perang dunia ke dua dalam banyak halk merupakan titik balik. Banyak umat Kristen merasa bersalah entah karena mengabadikan bukti bukti adanya pemusnahan suatu bangsa secara masal atau bertindak sebagai pelaku yang bertan ggungjawab atas peristiwa peristiwa yang mengeriukan. Dialog antara Yahudi kroisten semankin emningkat pada tahun tahun belakangan ini, dan semakin banyk umat Kristen yang tertarik pada tulisan tokoh tojkuh Yahudi sepertu Martin Buber (1878-1965) dan elle wiesel (1928).

2.      Islam

Memahami dan berdialog dengan agama Islam merupakan tantangan yang ;lebih besar bagi umat kristen karena sejarah panjang permusuhan antara kedua agama dan adanya persepsi bahwa banyak umat muslim merupoakan fundamentalius yang keras. Namun, jika umat Islkam dan Kristen sungguh sungguh memasuki dialog mereka sering mene,mukan dasar yang sama ; mereka memiliki kritikan yang sama terhadap budaya barat, dua duanya menghormati kitab Suci dan mereka memiliki Bapa bapa leluhur yang sama termasuk Abraham, bapa leluhur agama yahudi, Kristen dan islam.

3.      Hindu dan Buddha

Spritualias agama hindu Buddha telah mengesankan bvanyak orang di dunia barat dan saat ini. Yoga Kristen dan Zen Kristen dipraktikkkan oleh semakin banyak orang di dunia barat; pelopor pelopor dalam perkembangan ini termasuk BD Geerit VV iths (1906-1993) dan Thomas Mertom (1915-1968) dianta umat Buddha yang sangat dihormati oleh banyak orang umat Kristen adalah Dalay Lama (1935) dari tibewt dan Thich Nhat Hanh (1926) Dari Vietnam

 

4.1. REFLEKSINYA DALAM BERGEREJA SAAT INI

Siapakah Yesus? Hal ini menjadi proposisi sebagai inti Teologi Kristen. Dia yang ditemukan di dalam Alkitab  jika dilihat dari segi kemanusiaanNya  Dia terlalu ilahi, dan jika dilihat dari segi ke ilahianNya , Dia terlalu manusiawi. Pengakuan terhadapNya Dia adalah Allah yang sejati dan manusia sejati. Hanya Dialah yang menjadi seperti itu. Dia adalah Allah Anak. Dia adalah juruselamat manusia  yang telah dinubuatkan beberapa kali khususnya sebelum Dia datang melakukannya di dalam Perjanjian Lama.

Pada umumnya dalam kehidupan bergereja  mengimani Yesus sebagai KristusMesias yang telah lama dinantikan, serta satu-satunya Anak Allah. Kalimat pembuka dalam Injil Markus (1:1), "Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah", menyatakan dua atribut-Nya sebagai Kristus dan sebagai Putera Allah. Keilahian-Nya ditegaskan kembali dalam Markus 1:11.

Dalam Surat-surat Paulus, kata "Kristus" terkait erat dengan Yesus yang tampaknya bagi jemaat Kristen dan Gereja  tidak diragukan lagi bahwa Yesus adalah Kristus, sebab hal itu dianggap diterima secara luas di antara mereka. Rasul Paulus menggunakan kata "Kristus" tanpa keraguan akan siapa yang dimaksud, misalnya pada 1 Korintus 4:15 dan Roma 12:5 ia menggunakan ungkapan "di dalam Kristus" untuk merujuk pada para pengikut Yesus.

Umat Kristen mengimani Yesus sebagai Kristus, atau juru selamat (Mesias), dan mempercayai bahwa melalui kematian dan kebangkitan-Nya, manusia dapat didamaikan dengan Allah dan karenanya memperoleh tawaran keselamatan serta janji akan kehidupan kekal. Ajaran-ajaran tersebut menekankan bahwa, dengan kehendak bebas-Nya, Yesus memilih untuk menderita pada kayu salib di Bukit Golgota sebagai tanda ketaatan sepenuhnya atas kehendak Allah Bapa, sebagai seorang "pelayan dan hamba Allah". Pilihan yang diambil Yesus menjadikannya seorang "manusia baru" dengan teladan ketaatan total, berlawanan dengan ketidaktaatan Adam.

Sebagian besar denominasi Kristen mempercayai bahwa Yesus, sebagai Anak Allah, memiliki kodrat manusia sekaligus Illahi. Meskipun ada perdebatan teologis mengenai kodrat Yesus, penganut paham Tritunggal meyakini bahwa Yesus adalah sang Firman, Allah yang menjelmaAllah Putera, dan "sungguh Allah sungguh manusia". Yesus telah menjadi manusia sepenuhnya dalam segala aspek, mengalami rasa sakit dan godaan sebagai seorang manusia biasa, namun Ia tidak berbuat dosa. Sebagai Allah yang sepenuhnya, Ia mengalahkan maut (kematian) dan bangkit kembali. Menurut Kitab Suci, Yesus bangkit, naik ke Surga, dan duduk di sebelah kanan Bapa. Kemudian dikatakan bahwa Yesus akan kembali ke bumi untuk mengadili manusia dan mendirikan Kerajaan Allah di dunia yang akan datang.

 

IV. DAFTAR KEPUSTAKAAN

1.      Reza Aslan, Zealot: The Life and Times of Jesus of Nazareth, thn  2013.

2.      0 I. H. Marshall, “Jesus Christ,” dalam New Dictionary of Biblical Theology, eds. T. Desmond Alexander, Brian S. Rosner, D. A. Carson, dan Graeme Goldsworthy (Leicester, England and Downers Ggrove, Illinois: 200)

3.      Andreas J. Kostenberger,Encountering John: The Gospel in Historical, Literary, and Theological Perspective, dalam seri Encountering Biblical Studies, gen.ed. Walter A. Elwell Grand Rapids, Michigan: Baker Academic, 1999)

4.      Wayne Grudem, Systematic Theology: An Intriduction to Biblical Doctrine (Leicester, England: Inter-Varsity Press, 1994),

5.      Bruce, L. Shelly, Theology for Ordinary People (Downers Grove, Illinois:InterVaristy, 1993)

6.      John RW. Sott Kedaulatan dan Karya Kristus Yayasan Komunikasi Bina Kasih yang merupakan edisi ke 4 th 2000

7.      Jan a boersama dkk, berteologia abad xx, suluh cendekia 2015

8.      Daniel E Fountain, Yesus? Siapakah Dia,  lembaga literature baptis, 2003

9.      Paul Rhodes Eddy (PhD) & Gregory A Boyd, The Jesus Legend, miracles & method, Baker academik Grand Rapid Micchigan Thn 2008

10.  Michael Keene, Kristianitas Kanisius 2005

 

 



[1] Reza Aslan, Zealot: The Life and Times of Jesus of Nazareth, thn  2013.

[2] 0 I. H. Marshall, “Jesus Christ,” dalam New Dictionary of Biblical Theology, eds. T. Desmond Alexander, Brian S. Rosner, D. A. Carson, dan Graeme Goldsworthy (Leicester, England and Downers Ggrove, Illinois: 200), 594.

 

[3] Andreas J. Kostenberger,Encountering John: The Gospel in Historical, Literary, and Theological Perspective, dalam seri Encountering Biblical Studies, gen.ed. Walter A. Elwell Grand Rapids, Michigan: Baker Academic, 1999), 39.

[4] Metzger dalam saduran Witherington bahwa frase kata sarka dan kata pneuma--’menurut roh’ seperti dalam

Roma 1:3-4 keduanya dikontraskan.Witherington III, “Christology,” 105.

[5] Wayne Grudem, Systematic Theology: An Intriduction to Biblical Doctrine (Leicester, England: Inter-Varsity

Press, 1994), 552. 76 Ibid., 542-3

[6] Bruce, L. Shelly, Theology for Ordinary People (Downers Grove, Illinois:InterVaristy, 1993), 100.

[7] We, then, following the holy Fathers, all with one consent, teach men to confess one and the same Son, our Lord

Jesus Christ, the same perfect in Godhead and also perfect in manhood; truly God and truly man, of a reasonabla [rational] soul and body; consubstantial [coessential] with the Father according to the Godhead, and onsubstantial with us according to the Manhood; in all things like unto us, without sin; begotten before all ages of the Father according to the Godhead, and these latter days, for us and for our salvation, born of the Virgin Mary, the Mother of God, according to Manhood; one and the same Christ, Son, Lord, Only begotten, to be acknowledged in two

natures, inconfusedly, unchangeably, indivisibly, inseparably; the distinction ofnatures being by no means taken away by the union, but rather the property of each nature being preserved, and concurring in one Person and one Subsistence, not parted or divided into two persons, but one and the same Son, and only begotten, God, the Word, the Lord Jesus Christ, as the prophets from the beginning [have declared] concerning him, and the Lord Jesus Chirst himself has taught us, and the the Creed of the holy Fathers has been handed down to us. Dikutip dari Wayne Grudem, Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine (Leicester, England: InterVarsity, 1994), 556.

[8] John RW. Sott Kedaulatan dan Karya Kristus,... 27.

[9] Otoritas Pernyataan Kristus Yang Sama Dengan Allah.

 

          Pernyataan-pernyataan Tuhan Yesus memiliki keunikan dan berbeda dengan para nabi dalam Perjanjian Lama. Mereka yang hanya menganggap Ia sebagai seorang nabi, akan sangat tercengang ketika berhadapan dengan klaim-klaim yang Ia ucapkan. Berikut beberapa pernyataan yang patut dipertimbangkan: Yesus berdoa agar Bapa mempermuliakan diri-Nya dengan kemuliaan milik-Nya (Yoh.17:5), akan tetapi PL hanya mengakui ada satu Tuhan (Ul.6:4; Yes.45:5), dan Tuhan tidak akan membagikan kemuliaan-Nya kepada siapapun (Yes.42:8). Yesus memproklamirkan diri-Nya sebagai “Yang awal dan yang akhir” (Why.1:7), suatu pernyataan yang sama dengan Tuhan dalam PL dalam memperkenalkan diri-Nya (Yes.44:6). Yesus menyatakan diri-Nya sebagai “Gembala yang baik” (Yoh.10) yang juga merujuk pada pekerjaan yang sama ketika Tuhan membimbing umat Israel dalam PL (Mzm. 23:1; Yeh.34:12). Yesus menyatakan diri-Nya sebagai hakim segala bangsa (Mat. 25:31; Yoh. 5:27) yang sejajar dengan PL, dimana Tuhan akan menghakimi segala bangsa (Yl. 3:12).Yesus menyatakan diri-Nya sebagai terang dunia (Yoh.8:12), yang sejajar dengan perkataan Tuhan dalam Yesaya 60:19, dan juga pengakuan Daud bahwa “TUHAN adalah terangku” (Mzm.27:1). Yesus mengklaim diri-Nya sebagai sumber dan otoritas pemberi hidup  seperti Bapa (Yoh.1:4; 5:21). Tetapi PL jelas mengatakan bahwa hanya Allah saja yang menghidupkan orang mati (Yes. 16:19;  Dan. 12:2;  Ayb. 19:25). Di sini Yesus tidak sedang berbicara mengenai karunia kesembuhan seperti para Nabi dan Rasul, tetapi kuasa dan otoritas. Karunia adalah pemberian, tetapi kuasa dan otoritas adalah milik Allah. Yesus mengklaim sebagai satu-satunya jalan yang benar (Yoh.14:6). Hal ini hanya dimungkinkan jika Yesus adalah Allah yang menyatakan kepada manusia.[3] Yesus mengklaim diri-Nya “Bukan berasal dari dunia” tetapi semua manusia dari dunia (Yoh.8: 23), Ia telah ada sebelum Abraham jadi (Yoh.8:58).

[10] Jan a boersama dkk, berteologia abad xx, suluh cendekia 2015 hal 474

 

[11] Ibid hal 513

[12] Daniel E Fountain, Yesus? Siapakah Dia, hal 12, lembaga literature baptis, 2003

[13] Paul Rhodes Eddy (PhD) & Gregory A Boyd, The Jesus Legend, miracles & method hal 39, Baker academik Grand Rapid Micchigan Thn 2008

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url